
Pidato penutup merupakan bagian akhir dari suatu pidato yang biasanya berisi permintaan maaf, menyampaikan pesan atau menekankan informasi atau pesan dari pidato yang telah disampaikan kepada pendengarnya.
Nah, untuk membuat pidato penutup lebih menarik dan berkesan baik bagi pendengar maupun pendengarnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan menyisipkan pantun lucu. Tidak perlu banyak, tapi harus menarik dan mengesankan audiens Anda.
Berikut ini beberapa contoh pidato penutup puisi:
Contoh Pidato Penutupan Puisi Lucu
Ikan nila gurami
Saus sambalnya enak
Kalau nanti kita ketemu lagi
Jangan lupa untuk selfie
Pergi ke sawah untuk memanen padi
Padi dipanen pada pagi hari
Pidato saya cukup di sini
Jika Anda ketinggalan silahkan hubungi
Barisan doa disebut shaf
Maghrib tiba saat matahari terbenam
Jika ada kata yang salah, mohon maaf
Akhir kata saya mengucapkan halo
Bawa tunangan ke kepala
Jangan lupa bawa roti
Maaf jika saya sedikit malu
Di depan ada patung hati
Pergi ke pulau jawa
Jangan lupa bawa semangka
Jika Anda ingin bertanya
Tolong, sebelum saya lupa materinya
Pergi ke sawah untuk menanam padi
Jangan lupa bawa nasi ya
Saya akan mengakhiri pidato ini
Lain kali bisa disambungkan lagi
Masak kangkung dengan tumis
Jangan lupa tambahkan pisang
Waktu bicara habis,
Tuan MC sudah memberi kode
Kepala desa merajuk
Melihat putranya sangat kotor
Karena penontonnya ngantuk
Jadi saya mengakhiri pidatonya
Pergi ke pasar dengan uang
Uang hilang, tidak bisa bayar
Mohon maaf jika pidatonya kurang panjang
Saya siap diundang lagi asalkan saya dibayar
Itu ulasan sekaligus contoh pidato penutup puisi. Jika Anda bingung harus menggunakan ending untuk pidato Anda, mungkin Anda bisa mengambil salah satu contoh di atas.
Postingan Menanam Padi pertama kali muncul di https://yedepe.com.